Senin, 17 April 2017

PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI DIAKUISISI OLEH DANONE




PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI DIAKUISISI OLEH DANONE


Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Bisnis:
Eris Dianawati, S.Pd., M.M.



Disusun Oleh:
Erina Adelia                150404020058
Rizka Putri Lestari      150404020059
Nikmatul Khasanah    150404020061
Lovia Emilda Putri      150404020064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2017
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan perekonomian dunia semakin pesat, terjadi perubahan-perubahan di pasar yang ditandai dengan meningkatnya persaingan tajam. Persaingan telah menjadi menu sehari-hari yang harus dihadapi pelaku bisnis disetiap sektor kegiatan ekonomi. Untuk beberapa pelaku bisnis yang tidak mampu mengimbangi dinamika kompetitornya akan tertindas, kalah dalam persaingan dan akhirnya bangkrut. Untuk dapat mempertahankan eksisitensinya suatu perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif serta perencanaan jangka panjang yang matang. Perencanaan jangka panjang tersebut meliputi pengembangan dimensi internal dan eksternal perusahaan. Pengembangan dimensi internal perusahaan mancakup perencanaan pengembangan produk baru, peningkatan teknologi produksi serta peningaktan keahlian sumber daya manusia dalam perusahaan. Pengembangan dimensi ekstrnal perusahaan antara lain mencakup rencana ekspansi skala perusahaan dengan cara membangun sendiri atau dengan melakukan penggabungan dengan perusahaan lain yang telah ada (merger) atau dengan membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi).
Dengan bergabungnya perusahaan akan dapat lebih menunjang kegiatan usaha, sehingga kuntungan yang dihasilkan juga bisa jauh lebih besar dan mungkin juga bisa menyelamatkan kegiatan bisnis yang terancam bangkrut. Inilah yang disebut sebagai sinergi, di mana sinergi tersebut dapat bersumber dari pemanfaatan manajemen untuk beroperasi secara lebih ekonomis, pertumbuhan yang lebih cepat dan pemanfaatan pajak. Dalam pasar yang mengalami pertumbuhan, kegiatan akuisisi merupakan keputusan strategis dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan dan strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham. Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Aktivitas ini dalam beberapa periode telahdiidentifikasikan sebagai periode pertumbuhan pesat karena meningkatnya transaksi bisnis, baik dari segi jumlah maupun besarnya. Periodeini termasuk periode pendirian monopoli pada akhir tahun 1800-an, periode oligopoly pada tahun 1920-an, dan periode konglomerat pada tahun 1955-1969. Sedangkan di Indonesia akuisisi baru mulai pada tahun 1970-an. Akuisisi di Indonesia di dominasi oleh perusahaan yang mengakuisisi yang telah go public.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Akuisisi?
2.      Bagaimana Sejarah PT Aqua Golden Mississippi?
3.      Mengapa PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh Danone?
4.      Bagaimana keuntungan dari akuisisi bagi PT Aqua Golden Mississippi dan Danone?
5.      Bagaimana perkembangan Aqua Danone saat ini pasca akuisisi?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari akuisisi perusahaan.
2.      Dapat mengetahui perjalanan PT Aqua Golden Mississippi hingga di akuisisi oleh Danone.
3.      Menjelaskan alasan diakuisisinya PT Aqua Golden Mississippi oleh Danone.
4.      Mengetahui keuntungan dari akuisisi perusahaan yang mengalami bangkrut.
5.      Mengetahui perkembangan setelah terjadinya akuisisi perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuh kata dalam bahasa inggris “acquisition” yang berarti pengambil alihan. Beberapa Pengertian Akuisisi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquiree) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquire),dengan memberikanAktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2.      Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999 :”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.
3.      Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa : ”Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.”
4.      P.S Sudarsanan (1999) dalam Christina (2003 : 9); ”Akuisisi dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi pemilik perusahaan.”
5.      Marcell Go dalam Christina (2003 : 9), dalam bukunya yang berjudul manajemen grup bisnis menyatakan bahwa : “Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%)”.
Dengan demikian Akuisi adalah penggabungan dua perusahaanyang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian besar saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing- masing tetap beroprasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
2.1.1 Klasifikasi Akuisisi
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :
1.         Merger atau konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
2.         Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham atau merger : Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan pemungutan suara· Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer. Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut. Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalamtender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.
3.         Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli. Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :
a.       Akuisisi Horisontal: Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkanproduk yang mereka tawarkan.
b.      Akuisisi vertical: Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.
c.       Akuisisi konglomerat: Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 : 648-651).
2.1.2 Alasan Akuisisi
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, factor yang paling penting mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan) Beberapa perusahaan melakukan akuisisi karena adanya beberapa motivasi. Menurut Suad Husnan (1998 : 658-660) motivasi akuisisi adalah sebagai berikut :
1.            Sinergi
Sinergi merupakan nilai gabungan dari kedua perusahaan yang bergabung, lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan. Jadi, kondisi saling menguntungkan dari peristiwa akuisisi, akan terjadi jika telah diperoleh sinergi. Sinergi yang dihasilkan akuisisi ada dua jenis yaitu operasional sinergi dan sinergi keuangan. Operasional sinergi adalah sinergi yang dinikmati perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi, sehingga dapat menekan biaya atau menaikkan penghasilan. Sedangkan sinergi keuangan, berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan (financing).
2.            Peningkatan pendapatan
Dengan adanya akuisisi, pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang lebih baik, strategi benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik dapat terjadi karena pemilihan bentuk dan mediapromosi yang lebih tepat, memperbaiki sistem distribusi, dan menyeimbang- kankomposisi produk. Strategi benefits memungkinkan perusahaan mengembangkan produk, atau menembus target pasar yang semula sulit untukdilakukan. Sedangkan peningkatan daya saing dapat terjadi apabila penggabungan usaha tersebut meningkatkan pengusaan pasar oleh perusahaan sehingga menimbulkan kekuatan monopoli.
3.            Penurunan biaya
Penurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit yang dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale) menghilangkan manajemen yang kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer, juga merupakan sumber-sumber untuk mengurangi biaya.
4.            Penghematan pajak
Perusahaan melakukan akuisisi sebagai potensimemperoleh penghematan pajak. Salah satu sumber penghematan pajak adalah untuk meningkatkn debt capacity. Apabila penggabungan perusahaan menyebabkan kombinasi peru- sahaan tersebut mampu meminjam lebih besar tanpa harus meningkatkan bia- ya kebangkrutan, maka tambahan pinjaman tersebut akan mampu memberika capacity. Apabila penggabungan perusahaan menyebabkan kombinasi perusahaan tersebut mampu meminjam lebih besar tanpa harus meningkatkan biaya kebangkrutan, maka tambahan pinjaman tersebut akan mampu memberikan manfaat dalam bentuk tax saving.
5.            Diversifikasi
Manajemen melakukan akuisisi untuk tujuan diversifikasi usaha, yaitu keinginan untuk memasuki industri yang lebih luas dan menguntungkan dimana industri target berada, dan dengan menggabungkan dua badan usaha yang berbeda ini, maka akan memiliki jenis usaha yang lebih besar tanpa harus memulai usaha dari awal, karena semuanya sudah dirintis oleh perusahaan yang diakuisisi, sehingga perusahaan pengakuisisi hanya melanjutkan apa yang telah ada.
2.1.3 Proses Akuisisi
Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih, sebelum memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang akan dicapai.Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman (1999 : 50) dalam Christina (2003 : 15) terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1.      Tahap persiapan, meliputi: Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi, Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target, mengevaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi.
2.      Tahap negosiasi, meliputi: pengembangan strategi pengarahan, mengevaluasi keuangan dan perhitungan hargaperusahaan target, negosiasi dan transaksi pembiayaan.
3.      Tahap integrasi (penggabungan), meliputi: mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan, mengembangkan pendekatan integrasi, menyesuaikan strategi organisasi, organisasi dan budaya antara perusaahan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi.
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
1.      Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
2.      Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
3.      Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisari perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
4.      Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
1.      Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujuipemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
2.      Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
3.      Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643).
2.2 Sejarah PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh Danone
PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina di awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengkonsumsi air yangtidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minumyang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand.
Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air. Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu Golden Mississippi dengan kapasitas produksienam juta liter per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Konsultannya, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua.
Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadapproduk AQUA.
Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978.Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang.Semula produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau.
Pada tahun1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium. Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.
Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
2.3 PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh Danone
Pada tahun1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirtosebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
2.4 Keuntungan Dari Akuisisi Bagi PT Aqua Golden Mississippi Dan Danone
Adapun keuntungan dari diakuisisinya PT Aqua Golden Mississippi Oleh Danone adalah sebagai berikut:
1.      Menyelamatkan Aqua dari pesaing baru yang bermunculan, karena beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat jika Aqua tidak melakukan akuisisi.
2.      Peningkatan kulitas produk dan menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang tebesar di Indonesia.
3.      Lebih berinovasi dalam mengeluarkan produknya seperti Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001, setelah akuisisi tterjadi. Aqua memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yangmerupakan produk dari Danone. Mizon hadir dengan bermacam varian rasa.
4.      Pembangunan pabrik Aqua yang tidak  hanya di Jakarta, tetapi juga di kota lain seperti Klaten.
5.      Berhasil meraih prestasi sebagai merek tunggal dengan volume penjualan tertinggi di dunia.
6.      Manajemen perusahaan berubah, keputusan tertinggi di tangan danone walaupun pemilik Aqua yang menjadi presiden direktur, misalnya aqua tidak bisa menolak ketika pihak danone meminta agar setiap label botol Aqua dicantumkan merek Danone.
7.      Dengan akuisisi, Aqua dapat melakukan ekspansi yang dibiayai oleh Danone.
2.5 Perkembangan Aqua Danone Pasca Akuisisi
Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
Pada tahun 2002 banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan Aqua sendiri yang terkena musibah tersebut. Aqua menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2002.
Pada tahun 2003 perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindak lanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).
Pada tahun 2004 peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru Aqua Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini awalnya ingin memperkuat posisi Aqua sebagai produsen minuman. Sebenarnya AQUA Splash Of Fruit bukanlah air mineral biasa, namun masuk dalam kategori beverages. Sehingga di dalam penjualannya tidak boleh dijemur seperti produk air mineral, namun harus dimasukkan ke dalam lemari pendingin atau cooling box. Sayangnya, hal ini tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh pihak Aqua.
Pada tahun 2004 Aqua melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal untuk seluruh pabrik, depo dan termasuk kantor pusat.
Pada tahun 2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September, AQUA memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
Pada tahun 2006-2008 Danone berupaya untuk membuat pabrik di Serang, namun karena Danone didemo oleh warga sekitar, Bupati, DPRD dan LSM, serta terlebih lagi kasus ini sudah sampai Gubernur Banten yang bukan menjadi rahasia merupakan Putri dari 'penguasa' Banten maka Danone dengan terpaksa 'kalah' atau membatalkan atau mundur dari pembuatan Pabrik di Serang. Sebenarnya Danone bisa berhasil membuat pabrik di Serang seandainya Danone mau membuatkan fasilitas umum yaitu Air Bersih bagi warga sekitar, karena sebenarnya yang dibutuhkan warga sekitar itu hanyalah Air Bersih bukannya hanya sekedar survey atau malah penghijauan. Keadaan inilah yang sayangnya justru dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari 'keuntungan' pribadi.
Pada tahun 2009 Danone akan mulai membuat pabrik baru di Cianjur, ini merupakan pengalihan dari Pabrik Serang yang pembangunannya sementara ditunda. Danone meluncurkan Mizone rasa Apple-Guava
Pada tahun 2010 Aqua Group mengalami perubahan signifikan pada struktur organisasi dan operasionalnya. Perubahan tersebut adalah proses delisting PT Aqua Golden Mississippi dari Bursa Efek Indonesia(BEI) sehingga status badan hukum PT Aqua Golden Mississippi menjadi perusahaan tertutup. Aqua juga memperkenalkan inovasi baru pada tutup galonnya untuk menjaga kemurnian alam.
Pada tahun 2011 Aqua menyelenggarakan kampanye It's in Me untuk sosialisasi hidup sehat kepada konsumen.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dengan adanya akuisisi yang dilakukan Aqua oleh Danone dapat menyelamatkan Aqua dari pesaing baru yang bermunculan dan membantu perusahaan untuk bangkit lagi dari kebangkrutan. Akuisisi yang dilakukan oleh Danone sangatlah menguntungkan bagi Aqua karena dapat meningkatkan prestasi perusahaan, meningkatkan inovasi produktivitas perusahaan dan menambah modal perusahaan sehingga mampu bersaing dengan produk lainnya.

3.2  Saran
Aqua sebagai perusahaan asli Indonesia walaupun telah diakuisisi oleh Group Danone, diharapkan tidak meninggalkan identitasnya sebagai perusahaan lokal yang telah berhasil go global. Dan diharapkan aqua dapat meningkatkan prestasi di segala bidang dan senantiasa memperhatikan dan bertanggung jawab atas lingkungan sekitar tanpa adanya eksploitasi alam.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar